Apa Itu impor? Berikut Jenis, Manfaat, dan Tantangannya Bagi Suatu Negara

Pernahkah Anda bertanya bagaimana barang-barang buatan China atau Amerika bisa sampai ke tangan Anda dengan begitu mudah? Jawabannya terletak pada satu mekanisme ekonomi fundamental yang disebut impor.

Seringkali, istilah ini dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai ancaman bagi produk lokal. Padahal, dalam ekosistem ekonomi modern, tidak ada satu pun negara yang dapat bertahan hidup secara mandiri. 

Ekspor dan impor adalah jembatan yang menghubungkan kebutuhan domestik dengan ketersediaan global, memastikan roda industri tetap berputar dan stabilitas harga terjaga.

Artikel ini akan mengupas tuntas pengertian impor, mekanisme kerjanya, jenis-jenisnya, serta dampak signifikannya bagi perekonomian negara, mari kita simak di bawah ini!

Arti impor adalah kegiatan memasukkan barang atau jasa dari luar negeri ke dalam daerah pabean suatu negara. Pelaku yang melakukan aktivitas ini, baik perorangan maupun badan usaha, disebut sebagai importir.

Barang jadi yang langsung digunakan oleh konsumen akhir. Contohnya seperti, buah-buahan subtropis, kosmetik, pakaian jadi.

Barang mentah yang akan diolah lebih lanjut oleh industri dalam negeri. Contohnya seperti, gandum, kapas, baja, bahan kimia.

Mesin, peralatan berat, atau suku cadang untuk meningkatkan kapasitas produksi. Contohnya seperti, mesin tekstil, alat berat konstruksi, server komputer.

Impor tidak terbatas pada benda fisik. Penggunaan jasa konsultan asing, layanan cloud computing dari server di Singapura, atau asuransi internasional juga termasuk dalam kategori impor jasa.

Setiap barang impor wajib diberitahukan kepada negara melalui dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB). Dokumen ini memuat rincian jenis barang, nilai pabean, dan perhitungan pajak yang harus dibayar.

Pemerintah mengatur arus impor melalui dua instrumen:

• Hambatan Tarif: Pengenaan Bea Masuk (misalnya 5%, 10%, atau lebih) untuk membuat harga barang impor seimbang dengan produk lokal.
• Hambatan Non-Tarif: Kebijakan kuota impor, larangan terbatas (lartas), atau standar kualitas (seperti wajib SNI).

• Menjaga Inflasi: Ketika pasokan dalam negeri kurang (misalnya saat gagal panen), impor pangan membantu menjaga harga tetap stabil dan terjangkau bagi rakyat.
• Alih Teknologi: Impor mesin canggih memungkinkan industri lokal mengadopsi teknologi terbaru dari negara maju, meningkatkan efisiensi produksi.
• Memenuhi Kebutuhan Industri: Seperti disebutkan sebelumnya, tanpa impor bahan baku, banyak pabrik di Indonesia akan berhenti beroperasi.

• Defisit Neraca Perdagangan: Jika nilai impor lebih besar daripada ekspor secara terus-menerus, mata uang negara akan melemah karena tingginya permintaan valuta asing.
• Ketergantungan: Terlalu bergantung pada impor membuat negara rentan terhadap gejolak global (misalnya, perang atau pandemi yang memutus rantai pasok).
• Persaingan bagi UMKM: Masuknya barang konsumsi murah dapat mematikan produsen lokal yang kalah bersaing dari segi harga.

Memahami impor adalah tentang melihat gambaran besar ekonomi global. Ia bukan sekadar aktivitas membeli barang asing, melainkan strategi pemenuhan kebutuhan nasional yang tidak bisa ditawar. Nantikan artikel berikutnya yang akan membahas apa itu ekspor.

Jika Anda tertarik untuk memulai bisnis impor barang dari China langsung saja konsultasi dengan jasa forwarder China seperti Ducking. Ducking.id merupakan forwarder China Indonesia terpercaya yang memiliki pengalaman lebih dari satu dekade, jadi tunggu apalagi? Mulai bisnis impormu sekarang juga!